Kenapa terkadang Kita Mengkambing Hitamkan Waktu untuk Menghafal Al Quran

Mengulas perihal al quran memanglah tiada habisnya, terlebih bila kita membahas perihal trik-trik jitu menghafal al quran. namun, ada perihal menarik yang saya tangkap waktu sebagian minggu lantas saat bersua dengan pendiri pesantren utrujah, dr. sarmini. didalam acara berbagi di sekolah islam terpadu area saya membaktikan diri sebagai pendidik, seorang rekan bertanya perihal kerapkalinya kita mengkambing hitamkan waktu untuk menghafal al quran. hmmm... benar sekali. waktu senantiasa lantas seribu satu alasan kita tidak rampung-rampung 30 juz atau apalagi juz 30. astaghfirullah.

Ujung-ujungnya orang dapat ajukan pertanyaan pada beberapa hafidz, “bagaimana sih langkah mengatur waktu agar dapat baca quran ?” serta jawaban biasanya dapat banyak kita dengar, perihal manajemen waktu lah, kemauan lah, dan sebagainya. absolutely, tidak salah seluruh jawaban itu. walau demikian ada ilmu baru yang saya peroleh dari dr. sarmini yang bikin saya cuma melongo serta tertakjub-takjub sembari sedikit cekikikan dengan pemaparan beliau.



Jawabannya singkat, jelas, padat serta sarat arti. “semua orang diberi waktu yang sama didalam 1 hari bergantung mana yang kita prioritaskan. bila memasak yaitu prioritas kita, maka waktu kita dapat habis cuma membaca resep, melacak resep-resep baru dengan beragam langkah, dan sebagainya. demikian juga sebaliknya, bila menghafal al quran kita untuk jadikan prioritas utama waktu kita, apalagi barangkali walaupun ada parabola di tempat tinggal, 1 bulan juga tak lagi terpakai, ” papar dr. sarmini saat itu. layaknya yang berlangsung pada keluarga beliau, nyaris seluruh waktu keluarga beliau ditumpahkan serta difokuskan pada menghafal. lantas pertanyaan yang nampak, bagaimana dengan urusan melacak nafkah, makan, dan sebagainya yang memanglah jadi keperluan fitrah kita sebagai manusia. sekali lagi, itu seluruh kembali pada apa yang kita prioritaskan.

Bila menghafal yaitu prioritas utama kita, maka banyak perihal yang memanglah dapat kita delegasikan kita delegasikan pada yang lain. contohkan, makan tidak mesti memasak sendiri dengan harus nikmat serta penataan yang sedemikian rupa namun cukuplah makan sebatas mencukupi hak badan kita. bila anak juga kita lakukan dengan perihal ini, tidak membiasakan anak dengan jajanan-jajanan yang terlalu berlebih didalam 1 hari atau aktivitas sepele yang tidak terlampau bermakna, insya allah anak dapat dapat serta punya kebiasaan dengan perihal itu juga. dikarenakan mimpi besar kita tidak cuma orang tua sebagai hafidz namun juga keluarga-keluarga penghafal al quran.

Demikian juga dengan yang lain, bila memanglah dengan kegiatan kita yang bejibun ada yang dapat kita delegasikan, delegasikanlah serta tambah baik tidak membuatnya lantas prioritasmu sampai menggeser jatah waktumu untuk menghafal al quran. bukan hanya bermakna juga kita tidak makan makanan yang enak serta lakukan perihal enjoy yang lain. cuma saja catatannya disini adalah, pikirkanlah kembali setiap saat kita beraktivitas sehari-harinya kita, prioritas keberapakah aktivitas itu serta jagalah jangan sempat menggeser perhatian serta mengambil alih waktu kita untuk menghafal al quran. wallahualam bis shawab.

This entry was posted in . Bookmark the permalink.

Leave a reply